[1] Menyadarkan kewajiban setiap warga.
Secara umum (di
mana-mana), pemberian usul, saran, dan kritik adalah mudah dan setiap
orang bisa melontarkannya, namun di balik itu, jika ada unsur uang
(misalkan untuk sumbangan kegiatan), banyak warga yang menjadi
"pura-pura miskin." Untuk kegiatan yang kurang bermanfaat, hal itu
sah-sah saja, namun untuk kegiatan yang wajib (seperti biaya
pengangkutan sampah, biaya pengamanan, biaya pemeliharaan sarana
lingkungan, dan semacamnya), seharusnya tidak boleh ada yang "pura-pura
miskin."
Kewajiban membayar
iuran (sampah, keamanan, dll) sebesar Rp. 10.000,00 per Kepala Keluarga
(KK) per bulan masih belum "ikhlas" dibayarkan, terbukti dengan
banyaknya tunggakan, dan hampir setiap bulan pengambilan dana itu tidak pasti pendapatannya berapa dari iuran tersebut. Artinya, kesadaran warga masih kurang, tapi warga menuntut untuk lingkungan yang aman dan bersih).
Jadi, program awal
yang sangat mendesak adalah penertiban iuran yang harus disetor warga
per KK. Akan dipantau jumlah KK per RT, siapa saja yang menunggak dan
siapa yang perlu mendapatkan keringanan atau penghapusan beban ini (bagi
mereka yang tidak mampu).
[2] Mengadakan Kegiatan yang Mengakrabkan
Agar kerukunan dapat
ditingkatkan, maka akan diadakan kegiatan yang bisa menyatukan hobi
warga, misalkan kegiatan bersepeda, bulutangkis, senam, karaoke,
berkesenian, futsal dan sebagainya.
[3] Mengadakan Pertemuan Rutin
Sebagai sarana
silaturrahmi RT, RW dan Warga, maka pertemuan-pertemuan rutin harus
dilaksanakan selambatnya 3 bulan sekali. Pada acara tersebut dapat
dipaparkan masalah-masalah yang terjadi di setiap devisi,
keberhasilan-keberhasilan, laporan posisi keuangan, atau hal-hal lain
yang perlu diketahui bersama.
0 comments :
Post a Comment